Minggu, 31 Agustus 2014

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM ITIHASA: RAMAYANA

Cerita Ramayana dalam sari patinya mengandung nilai-nilai pendidikan tentang moral dan etika yang mengacu nilai-nilai agama atau nilai tentang kebenaran agama yang hakiki yang artinya mengandung nilai-nilai kebenaran yang bersifat kekal dan abadi. Dan cerita Ramayana dapat dibedakan menjadi 7 bagian yang disebut Sapta Kanda, dan untuk jelasnya cerita Ramayana itu sendiri dan bagian-bagiannya saya tulis secara mendetail:



Ramayana

Ramayana adalah sebuah epos yang menceritakan riwayat perjalanan Rama dalam hidupnya di dunia ini. Rama adalah tokoh utama dalam epos Ramayana yang disebutkan sebagai awatara Visnu. Kitab Purana menyebutkan ada sepuluh awatara Visnu, satu diantaranya adalah Rama. Kitab Ramayana adalah hasil karya besar dari Maharsi Valmiki. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa Ramayana tersusun atas 24.000 stansa yang dibagi atas 7 bagian yang setiap bagiannya disebut kanda. Ketujuh dari kanda Ramayana itu merupakan suatu cerita yang menarik dan mengasikkan, karena ceritanya disusun dengan sangat sistematis yang isinya mengandung arti yang sangat dalam.

Karena cerita yang dikandung oleh kitab Ramayana itu sangat mempesona dengan penuh idealisme pendidikan moral, kewiraan serta disampaikan dalam gaya bahasa yang baik, menyebabkan epos ini sangat digemari diseluruh dunia. Pengaruhnya yang sangat besar dirasakan diseluruh Asia dan ceritanya dipahatkan sebagai hiasan candi-candi atau tempat-tempat persembahyangan umat Hindu. Demikian pula nama-nama kota yang terdapat di dalamnya banyak ditiru sebagai sumber inspirasi. Dengan demikian Ramayana menjadi sebuah Adikavya dan Maharsi Valmiki diberi gelar sebagai Adikavi.

Keahlian Valmiki dalam kemampuannya memahami perasaan manusia secara mendalam, menyebabkan kitab Ramayana dengan mudah dapat menguasai emosi masyarakat dan sebagai apresiasi dari kata-kata tulis baru yang mengambil tema dari Ramayana. Di Indonesia misalnya gubahan yang dijumpai adalah Ramayana kekawin yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno.

Sampai saat ini kekawin Ramayana oleh para peneliti dinyatakan sebagai karya sastra tertua di Indonesia. Kekawin ini adalah kekawin yang paling besar dan paling panjang dalam kesusastraan Jawa Kuno.

Sumber asli dalam kekawin Ramayana itu adalah kitab Ravana vadha karangan Bhatti (kitab ini sering juga disebut Bhattkavya).
Secara tradisi kekawin Ramayana dikarang oleh Empu Yogisvara. Kitab-kitab gubahan Ramayana sesungguhnya sangat banyak kita jumpai di India ataupun di luar India, tetapi semua kitab gubahan tersebut pada hakekatnya mengambil materi langsung maupun tidak langsung dari Ramayana karya Valmiki.

Adapun isi singkat dari tiap-tiap kanda dari kitab Ramayana dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bala Kanda

Di negeri Kosala dengan ibukotanya Ayodhya yang diperintah oleh raja Dasarata. Ia memiliki tiga orang istri, Kausalya yang berputra Rama sebagai anak tertua, Kaikeyi yang berputra Bharata dan Sumitra yanmg berputra Laksmana dan Satrughna. Dalam swayenbara di Wideha, Rama berhasil memperoleh Sita putri raja Janaka sebagai istrinya.

2. Ayodhya Kanda

Dasaratha merasa sudah tua, maka ia hendak menyerahkan mahkotanya kepada Rama. Datanglah Kaikeyi yang memperingatkan bahwa ia masih berhak atas dua permintaan yang mesti dikabulkan oleh raja. Maka permintaan Kaikeyi yang pertama ialah supaya bukan Rama melainkan Bharatalah yang menjadi raja menggantikan Dasaratha. Permintaan kedua ialah supaya Rama dibuang ke hutan selama 14 tahun.

Demikianlah Rama, Laksmana dan Sita istrinya meninggalkan Ayodhya. Tak lama kemudian Dasaratha meninggal dan Bharata menolak untuk dinobatkan menjadi raja. Ia pergi ke hutan mencari Rama. Bagaimana pun ia membujuk kakaknya, Rama tetap pendiriannya untuk mengenbara terus sampai 14 tahun. Pulanglah Bharata ke Ayodhya dengan membawa terompah Rama. Terompah inilah yang ia letakkan di atas singgasana, sebagai lambang bagi Rama yang seharusnya menjadi raja yang sah. Ia sendiri memerintah atas nama Rama.

3. Aranyaka Kanda

Di dalam hutan Rama berkali-kali membantu para pertapa yang tidak habis-habisnya diganggu oleh raksasa.Suatu ketika ia berjumpa dengan raksasa perempuan Surpanaka namanya, ia jatuh cinta padanya. Oleh Laksmana raksasa ini dipotong telinga dan hidungnya. Kemudian ia melaporkan peristiwa ini kepada kakaknya Ravana. Ravana pergi ketempat Rama, dengan maksud menculik Sita sebagai pembalasan terhadap penghinaan adiknya.

4. Kiskindha Kanda

Rama berjumpa dengan Sugriva, seorang raja kera yang kerajaan serta istrinya direbut oleh saudaranya sendiri yang bernama Walin. Rama bersekutu dengan Sugriwa untuk memperoleh kerajaan dan istrinya dan sebaliknya Sugriwa akan membantu Rama untuk mendapatkan Sita dari negeri Alengka.

5. Sundara Kanda

Hanuman, kera kepercayaan Sugriwa, mendaki gunung Mahendra untuk melompat ke negeri Alengka. Akhirnya ia dapat pula menemukan Sita. Kepada Sita dijelaskan bahwa tak lama lagi Rama akan datang menjemput.

Hanuman ditahan oleh tentara Lengka. Ia diikat erat-erat dan kemudian dibakar. Ia meloncat ke atas rumah dengan ekornya yang menyala menimbulkan kebakaran di kota Lengka.

6. Yudha Kanda

Dengan bantuan Dewa Laut tentara kera berhasi membuat jembatan ke Lengka. Setelah itru terjadilah pertempuran yang hebat, yang diakhiri dengan kemenangan di pihak Rama dan Ravana terbunuh dalam peperangan. Setelah peperangan selesai Vibhisana adik Ravana yang memihak rama diangkat menjadi raja di negeri Lengka serta bertemu kembali dengan Rama.Diiringi oleh tentara kera Rama beserta istri dan adiknya kembali ke Ayodhya. Mereka disambut oleh Bharata yang segera menyerahkan tahta kerajaan kepada Rama.

7. Uttara Kanda

Dalam bagian ini diceritakan bahwa kepada Rama terdengar desas-desus bahwa rakyat menyangsikan kesucian Sita. Maka untuk memberi contoh yang sempurna kepada rakyat diusirlah Sita dari istana. Tibalah Sita di pertapaan Valmiki, yang kemudian mengubah riwayat Sita itu wiracarita Ramayana. Dipertapaan itu Sita melahirkan dua anak laki-laki kembar, Kusa dan Lva. Kedua anak ini dibesarkan oleh Valmiki.

Waktu Rama mengadakan Aswamedha, Kusa dan Lava hadir di istana sebagai pembawa nyanyi-nyanyian Ramayan yang digubah oleh Valmiki. Segeralah Rama mengetahui, bahwa kedua anak laki-laki itu adalah anaknya sendiri. Maka dipanggilah Valmiki untuk mengantarkan kembali Sita ke istana.


Sumber: Pendit, Nyoman S. 2010. Ramayana dan Mahabharata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama