KD : Menguraikan sifat-sifat
Atman yang tertuang Bhagawadgita
IPK :
4.1.1 Menguraikan sift-sifat Atman yang tertuang dalam Bhagawadgita
4.1.2 Mampu
mengumpulan sloka-sloka yang terkait dengan sifat-sifat Atman
4.1.3 Mampu
menganalisa sloka-sloka yang terkait Atman dalam Agama Hindu
RINGKASAN MATERI ATMAN
MAMPU
MENGURAIKAN SIFAT-SIFAT ATMAN YANG TERTUANG DALAM BHAGAWADGITA
Berikut ini
penjelasan tentang ātmān yang dijelaskan dalam berbagai kitab Veda diantaranya pustaka suci Bhagavad-gītā
sebagai berikut:
dehino’smin yathā dehe
kaumāram yauvanam jarā,
tathā dehāntara-prāptir
dhīras tatra na muhyati
Bhagavad-gītā II.13
Terjemahan:
Sebagaimana
halnya sang roh itu ada pada masa kecil, masa muda dan masa tua, demikian juga
dengan diperolehnya badan baru, orang bijaksana tak akan tergoyahkan.
Mahkluk
manusia menjadikan dirinya layak untuk mendapatkan keabadian dengan melewati
serangkaian kelahiran dan kematian berulangkali perubahan badan jasmani bukan
berarti terjadinya perubahan pada roh. Tak satu penjelmaanpun yang tetap
tinggal abadi.
mātrā-sparśas tu kaunteya
śītosna-sukha-duhkha-dāh,
āgamāpāyino’nityas
tāms titiksasva bhārata
Bhagavad-gītā II.14
Terjemahan:
Sesungguhnya,
hubungannya dengan benda-benda jasmaniah, wahai Arjuna, menimbulkan panas dan
dingin, senang dan duka, yang datang dan pergi, tidak kekal, terimalah hal itu
dengan sabar, wahai Arjuna.
Mantra
(materi) sebagai unsur suara, sentuhan, warna, rasa, dan bau merupakan panca
mahabhuta yaitu tanah (prthivi), air (apah), api(teja), angin (vayu) dan eter
(akasa)
āyate mriyate vā kadācin
nāyam bhūtvā bhavitā vā na bhūyah
ajo nityah śāśvato’yam purāno
na hanyate hanyamāne śarīre
Bhagavad-gītā
II.20
Terjemahan:
Ini tak pernah
lahir, juga tak pernah mati atau setelah ada tak akan berhenti ada. Ia tak
dilahirkan, kekal, abadi, sejak dahulu ada; dan Dia tidak mati pada saat badan
jasmani ini mati.
nainam chindanti śastrāni
nainam dahati pāvakah,
na cainam kledayanty āpo
na śosayati mārutah
Bhagavad-gītā II.23
Terjemahan:
Senjata tak
dapat melukai-Nya, dan api tak dapat membakar-Nya, angin tak dapat
mengeringkan-Nya dan air tak dapat membasahi-Nya.
acchedyo’yam adāhyo’yam
akledyo’śosya eva ca,
nityah sarva-gatah sthānur
acalo’yam sanātanah.
Bhagavad-gītā II.24
Terjemahan:
Sesungguhnya
dia tak dapat dilukai, dibakar dan juga tak dapat dikeringkan dan dibasahi; Dia
kekal, meliputi segalanya, tak berubah, tak bergerak, dan abadi selamanya.
avyakto’yam acintyo’yam
avikāryo’yam ucyate,
tasmād evam viditvainam
nānuśocitum arhasi
Bhagavad-gītā II.25
Terjemahan:
Dia tak dapat
diwujudkan dengan kata-kata tak dapat dipikirkan dan dinyatakan, tak
berubah-ubah; karena itu sebagaimana halnya engkau tak perlu berduka.
sarva-bhūta-sthitam yo mām
bhajaty ekatvam āsthitah,
sarvathā vartamāno’pi
sa yogī mayi vartate
Bhagavad-gītā VI.31
Terjemahan:
Dia yang
memuja Aku yang bersemayam pada semua insan, dengan tujuan manunggal, yogi yang
demikian itu dapat tinggal dalam diri-Ku, walau bagaimanapun cara hidupnya.
ātmaupamyena sarvatra
samam paśyati yo’rjuna,
sukham vā yadi vā duhkham
sa yogī paramo matah
Bhagavad-gītā VI.32
Terjemahan:
Yogi yang
dianggap tertinggi adalah yang melihat di mana-mana sama ātman itu sebagai
ātman-nya sendiri, wahai Arjuna, baik dalam suka maupun dalam duka.
aksaram brahma paramam
svabhāvo`dhyātmam ucyate
bhūta-bhāvodbhava-karo
visargah karma-samjñitah
Bhagavad-gītā VIII.3
Terjemahan:
Yang kekal
abdi maha agung adalah Brahman; persemayan-Nya dalam badan individu dinamakan
adhyatman; karma adalah nama yang diberikan kepada persembahan yang melahirkan
makhluk hidup di dunia
Selain pustaka
suci Bhagavad-gītā yang menjelaskan ātmān, penjelasan terkait ātmān juga
dijelaskan dalam beberapa kitab suci Weda diantaranya yaitu:
ekorasasamutpanna ekanaksatrakanwittah,
na bhawanti samacara yatha badarakantakah
Slokantara 27-53
Terjemahan:
Lahir dari
perut ibu yang sama dan di waktu yang sama, tetapi kelakuannya tidak akan sama.
Manusia yang satu berlainan dengan manusia yang lainnya, sebagai berbedanya
duri belatung yang satu dengan yang lainnya.
Sariram
brahmapravisat sarire adhiprajapatih
Athanvaweda
XI.8.30
Terjemahan:
Tuhan memasuki
tubuh manusia dan disana Dia menjadi Raja tubuh itu.
kadi rupa sang hyang aditya an prakasakan iking
sarwa
loka mangkana ta sang hyang atma an prakasakan
iking
sira marganyam wenang maprawartti
Bhisma Parwa
Terjemahan:
Sebagai
rupanya Sang Hyang Aditya menerangi dunia, demikianlah ātman menerangi badan.
Dialah yang menyebabkan kita dapat berbuat.
Satyasya satyam
Brhadaranynaka Upanisad II.1.20
Terjemahannya:
Ātman adalah
kebenaran dari kebenaran.
“Atmana esa
prano jayate
Yatha isa puruse
Chayaitasminnta atatam
Mano krtena yatyasmin sarire”
Prasna Upanisad III. 3.
Terjemahan:
“Prana ini
dilahirkan dari ātmān, ibarat bayang-bayang mengikuti badan, demikian Prana
terikan pada ātmān, ia memasuki (menghidupi) tubuh sesuai dengan pikirannya,
baik atau buruk perbuatannya”
“Dva
suparna sayujya sakhaya
Samanam vrksam parisasvajate
Tayor anyah pippalam svadv
atty anasnann anyo’ bhicakasiti”.
Manduka Upanisad III.1.
Terjemahan:
“Ada dua ekor
burung yang selalu berkeadaan menjadi satu, yang dijuluki dengan satu nama
sama, tinggal di sebuah pohon. Salah satu dari kedua burung itu menghayati
kenikmatan dalam memakan buah dari pohon itu, sedang satunya lagi mengawasinya
sebagai Sang Saksi”
Syair di atas
mengandung sebuah pengertian, dimana burung yang sedang memakan buah
digambarkan sebagai atman, sedangkan burung yang satu lagi digambarkan sebagai
Brahman bertugas mengawasi ātmān.Tattwamasi
Chandogya
Upanisad V.8.7
Terjemahan:
“Dia adalah engkau, engkau adalah mereka juga,
aku engkau dan mereka juga, aku engkau dan mereka adalah juga sama, yakni
sama-sama berasal dari Brahman dan hakikatnya akan kembali kepada Brahman”.
eko devah sarva bhutesu gudhah sarva vyapi
sarva bhutaratma karma dhayaksah sarva
bhutadiwasah,
saksi ceto kevalonirgnasca
Weda Parikrama
Terjemahan:
Satu zat yang
bersembunyi dalam setiap makhluk yang mengisi semuanya yang merupakan jiwa
batin semua makhluk raja dari semua perbuatan yang tinggal dalam semua makhluk
saksi yang hanya terdapat dalam pikiran saya.
Yasmin sarwani bhutany
Atmaiwabhud wijanatah
Tatro ko mohah kah soka
Ekatwam anupasyatah
(Isa Upanisad-7)
Terjemahan:
Ia yang
mengetahui ātmān ada dalam semua insan tidak akan ragu-ragu, satu zat yang
tersembunyi dalam setiap mahluk yang menghidupkan semuanya dan merupakan jiwa
dari semua serta saksi dari semua perbuatannya.
Kutipan sloka
di atas menjelaksan bahwa setiap makhluk hidup diresapi oleh zat yang disebut
ātmān. Karena dalam diri makhluk hidup terdapat ātmān, semua kegiatan yang
dilakukan, ātmān menjadi saksinya. Jivatman adalah ātmān yang telah masuk
kedalam tubuh (wadah), memberikan kekuatan dan hidup. Dan apabila mati ātmān
akan keluar daru tubuh (wadah) dan disebut Roh.
Ātmān
merupakan bagian dari Sang Hyang Widhi. Bila Tuhan diibaratkan lautan maka
ātmān hanyalah setitik uap embun dari uap airnya. Bila Tuhan diibaratkan
matahari maka ātmān itu merupakan percikan terkecil dari sinarnya. Demikianlah
Tuhan asal ātmān sehingga Ia diberi gelar Paramatman yaitu ātmān tertinggi.
ātmān berasal dari Tuhan maka pada akhirnya ātmān kembali kepadanya. Seperti
halnya setitik uap air laut yang kembali kelaut saat hujan turun.