Senin, 06 April 2015

UPAYA-UPAYA MENGHINDAR DARI PERILAKU CATUR PATAKA


Umat Hindu yang taat tidak pernah berhenti untuk melakukan perbuatan baik (subhakarma. sebab dengan melakukan perbuatan yang baik, maka akan dapat menggiring kita mencapai kebahagiaan. Adapun upaya-upaya untuk menjauhkan diri dari perilaku Catur Pataka, antara lain :
1. selalu menjalankan ajaran Tri Kaya Parisudha;
2. mengingat dan menjalankan ajaran Tat Twam Asi;
3. melaksanakan Tri Sandhya 3 kali dalam sehari;
4. mengucapkan nama-nam suci Sang Hyang Widhi;
5. mengusahakan ajaran Tri Parartha;
6. teguh menjalankan Panca Yadnya;
7. menyanyikan lagu-lagu pujian kerohanian atau Dharma Gita; dan
8. mengamalkan ajaran Yama dan Niyama dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam Kitab Sarasamuccaya, 326 disebutkan sebagai berikut:

apan ikang wwang yang pasangsarga lawan wwang papakarma,
kahawa juga ya dening dosa nikang papakarma,
akadyangganing tahen ahurip
milu geseng yan pamisra lawan tahen aking,
matangnyan tan pasahaya,
tan pamitra lawan wwang papakarma juga ngwang.
Artinya:

Sebab orang itu jika bergaul secara berkawan dengan orang yang jahat perbuatannya, tak dapat ia tidak akan ketularan oleh noda perbuatan jahat, sebagai misalnya pohon kayu yang hidup akan turut terbakar, jika bercampur menjadi satu dengan kayu kering. Oleh karena itu, jangan sekali-kali berkawan apalagi bersahabat dengan orang yang jahat perbuatannya.
Dari sloka di atas, dapat diuraikan bahwa kita harus menghindari berteman dengan orang yang jahat perbuatannya, sebab kita dapat tertular oleh noda perbuatan jahatnya. pohon kayu hidup akan ikut terbakar, apabila bercampur dengan kayu kering., karenanya jangan berkawan apalagi bersahabat dengan orang yang jahatperbuatannya. Dengan tidak berteman dengan orang jahat dapat membimbing kita tidak melakukan perbuatan asubha karma. Sebaiknya kita bergaul dengan orang yang berbudi pekerti yang luhur, sebab dengan bergaul dengan orang yang demikian dapat membawa kita ke arah yang baik.