Selasa, 09 September 2014

ISTILAH-ISTILAH DALAM AJARAN HINDU

1. Acintya

Acintya berarti 'tak dapat dipikirkan'. Ia yang tak dapat dipikirkan tetapi karenaNya manusia bisa berpikir adalah Paramashiwa.Mengapa demikian? Pertama, karena pikiran tidak bisa sampaui ke sana. Yang sampai ke sana adalah kesadaran. bukan kesadaran orang kebanyakan tetapi seorang mahayogi (yogishwara) yang penuh (siddha) dan suci (suddha). Di dalam pandangan filsafat Samkhya, pikiran atau manah terletak jauh di bawah. di atas pikiran ada ego (ahangkara), intelek (citta-buddhi), di atasnya lagi Purusha-Pradhana, Shiwa, dan Sadashiwa. Acintya adalah Paramashiwa-Paramashunya. demikian tingginya kesadaran Acintya itu, sehingga pikiran dinyatakan tidak bisa memikirkannya, tetapi karenanya pikiran bisa berpikir.

2. Pantaraning Rwa

Pantaraning Rwa berarti 'di antarayang dua', yaitu dualisme dikotomis (rwa bhineda), seperti baik-buruk, suci-leteh, surga-neraka. seorang mahayogi hidup bersama yang dua tetapi tidak terikat oleh keduanya. Ia bebas dari keduanya. Ia tidak menjadi bagian dari salah satunya. Tidak juga menjadi bagian dari keduanya. Kekawin Dharma Shunya menyebutkan: 'Di antara yang dua itulah tempatkan dirimu'. Hindu mengajarkan orang terus berjuang membebaskan dirinya dari yang serba dua itu. Tujuan hidup spiritual bukan yang dua tetapi Nol. Teks Kalepasan mengajarkan pemisahan Purusha dengan Pradhana. Wrehaspati Tattwa menyebutkan : 'Di antara Surga dan Neraka itulah tempat penyucian Atma.

3. Puyung

Puyung berarti kosong, tiada berisi,kebalikan dari penuh. Sering pula dijadikan teka-teki oleh pemikir dan sastrawan: apa isi kosong? Shiwa tidak ke mana-mana tetapi ada di mana-mana (Wibhushakti). Shiwa kecil sekecil-kecilnya dan halus sehalus-halusnya (anima). Tidak ada yang tidak disusupinya. Sehingga ada di dalam apa saja. Ia memenuhi segala. Tidak ada ruang yang tidak dimasuki dan dipenuhinya. Oleh karena itu, isi puyung adalah kepenuhan. Teka-teki isi kosong menjadi topik Geguritan Tamtam, Kidung Coak, Kekawin Dharma Shunya, Kekawin Dharma Putus dan sejumlah saksi-aksara lainnya.

4.Tri Pranawa

Pranawa adalah sebutan aksara suci OM. Tri Pranawa terdiri dari: Hreswa, Dirggha, dan Pluta. Banyak klarifikasi yang dibuat orang tentang aksara suci ini. Pranawa Hreswa adalah aksara suci Ongkara dengan satu tanda Windu. Pranawa Dirggha, dengan dua Windu yang ditumpuk. Pranawa Pluta, tiga Windunya. Masing-masing adalah representasi dari Utpati-Sthiti-Pralina; Brahma-Wishnu-Shiwa.

5. Tri Ratna

Tri Ratna terdiri dari Buddha, Dharma dan Sangha. Konsep Tri Murti dalam Shiwaisme dipandang counterpart dari konsep Tri Ratna dalam Buddhisme. Dalam prasasti Klurak, 704 Shaka (782 AD), kedua istilah ini disebutkan secara berdampingan. Keduanya berpasangan dalam Yoga Tantra. Buddha mempresentasikan yang 'kiri' dan Shiwa yang 'kanan'. Indikasi yang jelas antara keduanya adalah cerita Bubuksah dan Gagak Aking



Tidak ada komentar:

Posting Komentar