Selasa, 21 September 2021

RINGKASAN MATERI BAB 1 ATMAN (PERTEMUAN 2)

 kd  :  3.1 memahami sifat-ssifat Atman yang tertuang dalam kitab suci bhagawadgita

 

  IPK :  3.1.1  Mampu memahami hubungan antara Atman dan Brahman

              3.1.2  Mampu menghayati Atman sebagai sumber hidup mahluk

              3.1.3  Menyampaikan fungsi Atman dalam diri manusia

 

RINGKASAN  MATERI aTMAN

  A.    hubungan ātmān dengan Brahman

Hubungan antara ātmān dan Brahman adalah ātmān merupakan bagian dari Brahman dimana Persamaan ātmān dengan Brahman sifatnya sama kekal abadi, abstrak dan gaib antara keduanya. Sedangkan perbedaannya ātmān dengan Brahman yaitu ātmān merupakan percikan dari Brahman, dan Brahman adalah sumber dari ātmān,

ātmān mempunyai sifat sama dengan Brahman. Sifat-sifat itu adalah sama-sama berada di mana– mana, tanpa terikat ruang dan waktu, maha mengetahui, tidak berbuat dan tidak menikmati. Ātmān meresapi seluruh makhluk hidup. Namun, ātmān dalam diri manusia terkesan tidak memiliki sifat sama dengan Brahman karena terpengaruh oleh avidya atau kebodohan. Ātmān itu kekal dan penuh kebahagiaan. Karena adanya hubungan dengan benda, ātmān itu mengalami penderitaan dan kelahiran berulang–ulang. Selama ātmān terbelenggu sifat keduniawian, ātmān akan tersesat dalam samsara, mengembara dari satu kelahiran ke kelahiran yang lainnya.

ātmān yang terbelenggu oleh badan, indria, ahamkara, manas, buddhi dan citta sehingga tidak dapat memancarkan sinarnya yang asli dan terang. Sifat sifat ātmān sesungguhnya identik dengan Brahman. Manusia yang maju pada kehidupan spiritualnya akan mudah merealisasikan ātmān dalam dirinya melalui cinta kasih sejati (prema) bersemi, tumbuh dan berkembang memengaruhi lingkungannya semua makhluk adalah satu keluarga, saling bersaudara (vasudhaiva kutumbakam) Ātmān yang terdapat dalam diri manusia sesungguhnya memiliki sifat sama dengan Brahman. Persamaan antara Sang Hyang Widhi dan ātmān dijelaskan melalui kalimat berikut “Brahman Ātmān Aikyam artinya Brahman dan ātmān itu adalah tunggal sebab ātmān merupakan bagian dari Tuhan. Seperti halnya Tuhan memiliki sifat–sifat khusus, ātmān juga mempunyai sifat–sifat tertuang dalam pustaka suci bhagavad-gītā.

ātmān tidak terhitung jumlahnya, tidak terlahirkan dan juga tidak akan pernah mati. ātmān bersifat kekal abadi. ātmān yang ada dalam makluk yang satu sama dengan ātmān yang ada dalam makluk lainya. Didalam Hindu kita mengenal ajaran tat tvam asi artinya engkau adalah aku, aku adalah engkau, kita semua sejatinya sama. Manusia hendaknya mempunyai rasa tenggang rasa terhadap sesama, menyayangi binatang dan tidak menyakitinya serta juga menjaga serta melestarikan lingkungan.

Dewasa ini ātmān banyak terjadi kejadian asusila, seperti seorang ayah tega membunuh istrinya sendiri, mutilasi, pemerkosaan, dan tindakan kriminal lainnya. mereka tidak menyadari atas apa yang dilakukanya sesama manusia saling menyakiti dan sampai membunuh, yang seharusnya saling menghormati dan menghargai. Dengan me ātmān nyadari bahwa manusia sesungguhnya adalah Tuhan (jivatman) yang mempunyai akal dan pikiran sejatinya adalah sama, maka jangan sampai melakukan perbuatan asusila yang dilarang oleh Sang Hyang Widhi.

 

B.     ātmān sebagai sumber hidup mahkluk

Dalam agama Hindu Ātmān yang terdapat pada setiap makhluk hidup bersumber dari Sang Hyang Widhi. Sang Hyang Widhi adalah pencipta, pemelihara dan pengembali seluruh isi alam semesta. Sang Hyang Widhi meresap dan ada dimana-mana dan tidak berubah-ubah disebut Wyapi Wiyapaka Nirwikara. Karena Sang Hyang Widhi ada dimana-mana, Beliau mampu menghidupi seluruh makhluk hidup yang ada di alam semesta. Ātmān adalah sumber hidup dari segala makhluk hidup. Ātmān juga diartikan sebagai percikan-percikan terkecil dari parama ātmān. Ātmān juga diartikan sebagai sinar suci dari Brahman (Sang Hyang Widhi). Ātmān yang telah masuk ke dalam tubuh dan menghidupkan badan manusia disebut jiwātmān, ātmān yang menghidupi hewan/binatang disebut Janggama, sedangkan yang menghidupi tumbuhan disebut Sthawana. Apabila seseorang meninggal, maka Ātmān-nya akan keluar dari tubuhnya. Banyak orang mengatakan bahwa ātmān sama dengan Roh, namun sesungguhnya Roh berbeda dengan ātmān. Roh adalah badan astral atau badan halus yang membungkus jiwatman yang telah meninggal. Roh inilah yang akan dilahirkan kembali dengan segala karma wasana-nya. Ātmān yang telah memasuki badan manusia akan terpengaruh sifat-sifat keduniawian. Ātmān yang terpengaruh sifat keduniawian menjadi bodoh atau tidak mengetahui dirinya. Karena ātmān telah terbelenggu oleh badan manusia, ātmān menjadi avidya. Perpaduan ātmān dengan badan (raga) disebut jiwaraga atau namarupa, nama adalah jiwa dan rupa adalah raga

Taittiriya Upanisad II.2, menjelaskan adanya lima macam selubung Panca Kosa yang membelenggu ātmān, yaitu:

a.   Annamaya Atma, ātmān tergantung pada tubuh yang terbuat dari sari-sari makanan berasal dari bumi;

b.      Pranamaya Atma, ātmān terbelenggu oleh prana atau nafas atau energy dalam tubuh’

c.       Manomaya Atma, ātmān terbelenggu oleh manas atau pikian;

d.      Vijnanamaya Atma, ātmān terbelenggu oleh kesadaran dan;

e.       Anandamaya Atma, ātmān terbelenggu oleh kebahagiaan.

 

C.    fungsi ātmān dalam diri manusia

Ātmān yang meresap dalam mahkluk bersumber dari Brahman, sifat-sifat ātmān menunjukkan ātmān dan Brahman sama-sama kekal. Namun, ātmān meresapi makhluk hidup dan terpengaruh avidya sehingga terlihat seperti tidak kekal. Dalam hubungannya dengan maya, ātmān itu seolah-olah terkurung atau terbelenggu. Sehingga ātmān memiliki tiga fungsi, yaitu :

a)   Sumber hidup citta dan sthula sariranya makluk. Citta adalah alam pikiran, meliputi pikiran atau akal, perasaan kemauan inderanya dan instuisi. Sedangkan sthula sarira adalah badan wadah seperti darah, daging, tulang, lender, otot, sumsum, otak, dan sebagainya.

b)  Bertanggung jawab atas baik buruk atau amal dosa dari segala karmawasananya makluk yang bersangkutan.

c)   Menjadi tenaga hidup dari suksma sarira (badan halus)nya makluk yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar